Pages

Kamis, 16 Februari 2012

Potret

Bumi ini sedang mencoba dua matahari
Dan kuku-kuku seakan besi
bertahan diantara 1000 derajat
dzarah berbantah bantah
mengepalkan perlawanan
logika sembuyi dari hukuman

Pagi tak lagi menyuguhkan secangkir teh untuk tuan putri
Mahkotanya hanya rerumputan
Bajunya transparan
Matanya mencolok tatapan tak nyaman
Parang sengit ditangan
Bibir lembut bau shabu

Anak kecil berlari mencari air susu ibunya
 Menangis bukan lagi senjata
Sengatan api selalu di ari-ari
Bahkan sejawat pun berbohong
Tentang arah dan gelembung balon
Mengelupas dan membuatnya bernanah
Apa anak seperti ini seharusnya mati?

 Labia hati yang bersedih..
pilu tergambar pada rona
waktu waktu terbuang
dan tanah menjadi pipih

Apakah kita menunggu bumi mencoba tiga matahari?