Pages

Rabu, 30 Desember 2009

Lelaki bercambang

Berapa umurmu Pak?
kenapa diam..?uhmm saya tahu Pak sekitar 60 tahun..

dari mana kau tahu?

cambangmu sudah putih Pak, jenggot tipismu pun putih tak teratur, matamu tak membuka sempurna karena keriput..

Kamu lelah Pak?

kembali tersenyum..
aku tak pernah lelah anakku, aku masih kuat, sehat..


Apa yang kau cari diusia senjamu Pak?
kali ini dia menengadah..memandang langit seperti melihat sesuatu
"Aku mencari Tuhan, sayang..Tuhan tidak mencariku"

aku memandangnya, dan berkata..
"Aku akan mempertemukanmu dengan Tuhan Pak.."

Jakarta 30 Desember 09 *) saat rindu dengan Ayah tercinta

Sabtu, 26 Desember 2009

Ratu Bengis


Ratu bengis..Ratu bengis
Duduk anggun dengan mahkota ksatria dalam singgasana hitam menjulang
Mata bulat bercelak hitam arang, tatapan runcing tak mengenal ampun
Hidung bangir senang bau anyir
Wajah ayu memenuhi ruang kosong jiwa manusia bodoh
Tanganmu kuat mencengkeram dengan kuku kuku tajam
menjerat tahanan..mengunci dengan dogma dan siksa..dalam jeruji dunia
Jentikan jari bagai tamparan..meludah tepat diwajah..gelegar tawa pun mengahantarkan.. dalam pancung!!
bagi mereka yang datang berharap welas,
kau menampar...menghujam, bahkan membunuh dengan algojo bertopeng!!

Ratu bengis..Ratu bengis..
Seringai senang, saat tahanan datang
dia lapar dan bersimpuh, tapi kau angkuh..
berpaling bergaya buta mengharap tahananmu mati saja
di kananmu siap panah dan lembing..
untuk menusuk mulut-mulut yang bertanya

Ratu bengis..Ratu bengis
berapa jiwa kau jadikan mayat tak berdaya..
berapa bayi kau renggut dari ibunya..kau teteki dia dengan darah merah kelabu
nyanyian sunyi papa menghamba padamu..
sekalipun kasih nyata bagai asap yang menjilati langit

Ratu bengis..Ratu bengis
ketika sang ayah membawa dua putri mungilnya..
memperlihatkan indahnya dunia..
burung berseanandung diatas pohon mahoni..
langitpun biru terhampar,
tapi kau tampak tidak senang..
pohon kau tebang ayahnya kau bunuh..
anaknya kau jadikan tahanan

Ratu bengis-Ratu bengis
mereka, dan akupun takut denganmu

Kamis, 24 Desember 2009

Cinta adalah sesuatu

Cinta dibuyung hujan..
meresap jauh ke dalam,
menciptakan kisah takut kehilangan
cinta..jika mengaku makhluk,,darimana dia datang?
apa haknya mengusik kehidupan manusia,,
hingga kulihat banyak wanita menangis, dan terbuai, atau mati..
tapi ada juga kisah sempurna buaian Tuhan..

Cinta dan mencitainya..
adalah hal yang bebedaa..
tak perlu cinta untuk mencintainya..
menafikan logika, sesumbar kehangatan
layar bayangan diturunkan, mempersilakan menjadi nahkoda
dengan harapan dan doa

jakarta 25 Des

Minggu, 20 Desember 2009

Kiamat Sudah dekat

Aku melihat wanita wanita bahenol memasang tampang sumringah..
menghalau gundah...tak elakan rupiah..demi sang aji bernama Tuan..

Bercanda..tertawa...mengira Tuhan buta..
mereka si tukang bohong...di balik jas dan kerudung rapi..
mereka si tukang mesum..di balik kamar-kamar berkunci..

Aku melihat anak-anak sekarang sangat cerdas..!!
melontarkan sumpah serapah..
menunjukan jari tengah dihadapan Ayah Bunda!!
mereka bilang itu Jati diri..
ketika anak laki-laki memasang anting di telinga
ketika anak bau kencur..mengemut candu..

Aku melihat Orang-orang tua ..
terlihat lebih tua dari umurnya..
para pendidik yang tak becus..
meretas akhlak maksiat...
Rajin Pangkal Pandai..
Hemat pangkal kaya..
Persetan dengan Alibi...kepasrahan yang rapuh..
Kalian tetap senang..rasa malu berubah abu..
tetap bertengger di singgasana martabat..
padahal anak gadismu hamil tak berbapak!!

Aku melihat para pemimpin..bersuara merdu
bersumpah dengan air liur palsu..
berani adalah pamali!
benar adalah pamali!
karena air susu sudah menjadi darah..
kalian berkoar diatas tugu muda..
berkoar diatas tugu Intelektualitas..
namun kakimu tergantung..
kalian tak berkaki..
kalian buntung..

Aku melihat kita banyak bencana...
Disiarkan di Tivi..
dari yang anak balita diculik sampai tsunami
dari yang berita cabul sampai gempa bumi
sang biduan tampak dramatis..menyuarakan opini setelah miris melihat puing beton hasil MurkaNya
mukanya pucat tak ber make up
mengeja setiap kalimat dengan hati-hati
elu elu awam..
malamnya pergi ke club malam

Aku melihat surau di kota tak pernah antri..
orang sholat dengan bau sampah sangit...anyir..di bawah gedung pengap,,
mereka pikir kita babi,
terlalu bebal untuk berpikir kita bertemu sang Tuan..
Musim puasa pun, Sopir angkot bau mulutnya wangi,,wangi bakau..wangi kopi..
adzan bagai nyanyian siang...menghibur..tapi tak disapa..
maaf kan aku teman..rupanya para penduduk ibu kota sedang sibuk..
seakan lihai memainkan waktu..

aku bukan bangga..
aku hanya ingin melempar bola-bola fana ..!!
biar pecah !!!
Hey....!!Setan dan iblis yang tertawa ditengah...!!
aku harap beling tajam menyangkut dikerongkonganmu..mencabik dinding daging kelabu..
agar kamu bungkam!!!

Ayo kawan..ceritakan padaku..apalagi yang sudah kau lihat..dan apalagi yang belum kau lihat!!
ayo kawan..kita tuliskan apa saja yang kita lihat..
apa lagi...apalagi..apalagi..!!!!!
Kiamat sudah dekat..
semoga masih sempat..

Masih Berkelakar

Aku berkelakar dalam melodi
melodi cinta melodi hati
sepanjang kain bertenun mimpi
kuharap esok selalu pagi
tak biarkan sosoku sendiri
waktu sudah sangat bosan
mendengar bisikan bagai hidup di lain tempat
merayap merinding dan mengumpat!!

dan aku akan terus berkelakar
mencari semak tempatku mengadu
istirahat dan melaju
karena perhentian masih panjang
dan perjalanan tinggal sepenggal cerita

wahai angin wahai hujan
wahai daun wahai akar
lihatlah aku memanggil burung merpati
kuminta dia mengirimkan pesan pada Tuhan
pada kertas kecil bergulung
terimakasih Tuhan..

jakarta 09

Hatiku

hatiku jadi abu-abu..
kuletakan jarum dan benang untuk merajut kain pajang..

hatiku sendu meriang
asa yang mendelik..melonjak di pucuk cemara

hatiku terbasuh air surga..
detik tak memberitahuku ..

hatiku jadikan cinta bagai mawar
duripun kadang menusuk matahari

hatiku..
sungguh aku ingin serahkan pagi

jakarta 9 Oktober 2009

Sabtu, 19 Desember 2009

Hidup ini

Memaknai hidup sambil berendam dalam kubangan..
kaki kecil berlari riang melesat cepat tanpa beban...
melewati gang demi gang, melawan angin menggapai sinar pualam

batang bambu tumbuh tinggi menjilat asa, dan harapan..
Kuharap ada hari baik tuk sampaikan doaku
merajuk dan manja

kita semakin tua,
tubuh ini menyeret kita dalam liang dengan perlahan
anak kelereng terlempar...menggelinding..lupa akan arah dan berhenti pada sebuah titik..
airmata ini bagai airmata malaikat, terlalu kuat untuk menguap dalam panas bumi

jika sudah besi panjang terpatri
menggantikan tulang dan jantung hati
darah telah pergi..perasaan menjadi buangan, mata ini hanya untuk memandang,,
seberkas cahaya di depan..

Jumat, 18 Desember 2009

Kakak Perempuanku

Kakak perempuanku..
Bulan Sabit bulan merona..
sembarit agin menyapu ramah..
aku menengadah
melihat langit yang sama,dengan langit yang kau pandang

kakak perempuanku teman kecilku,
berlari tertawa, bahkan terpingkal..
bagaimana aku bisa lupa?
saat mencomooh teman sebaya, bermain boneka, bahkan menangis manja
mereka bilang kita anak nakal
itulah berjuta masa kecil kita

waktu itu ternyata sudah lama..
melihatmu kini sudah sangat berbeda..
Tuhan telah menggariskan hidup kita
diantara kita tentulah tidak sama

kakak perempuanku
tentu kau punya cita-cita, kudoakan cita-citamu tercapai
dalam sepenggal cerita bersenandung merdu
meski rintangan selalu cemburu
akhiri kata dengan syukur syahdu

Kakak perempuanku
jejak waktu tak dapat dipungkiri,
musim kemarau berteman musim penghujan
daun berguguran dan akar tumbuh menjalar
nasehat renta silih berganti, teringat dalam memori

rindukah kita dengan rahim ibu?
bagai candu jiwa, pelukan mentari
membisikan harapan doa sejati
banggakah kita dengan bapak?
menyelami siang dan malam
melaksankaan tugas dari sang Gusti

kakak perempuanku
kadang sayang kadang benci,
merajut silaturahmi


untuk kakak2 perempuanku; Morita sari, Ratri Estiningtyas, Elfita Pramuwati..

Kamis, 17 Desember 2009

Pucuk Puisi


Ijinkan saya..
seharusnya sudah dari dulu
saat aku masih muda..
menggoreskan hati dalam ketikan maya..
membagi cerita menuangkan cerita

pucuk puisi..mengisi hari tak bersuara karena dia hanya bersaksi
memungut hikmah , meretas harapan, dan menjalani hidup

semua aku ingin tuliskan,
sebagai hobi atau sekedar kawan
kawan mata-mata tak kukenal..

aku hanya biasa, setia memandang langit dan hujan
jika mereka berlari, berteriak, atau berargumentasi
kini aku bisa berpuisi,,
menenangkan hati
semburat bulan

pucuk pucuk puisi sebagai kawan ..
bernynyi dalam melodi dengan nada cinta, sedih, dan bahagia,,


Erina Subroto