Pages

Jumat, 18 Desember 2009

Kakak Perempuanku

Kakak perempuanku..
Bulan Sabit bulan merona..
sembarit agin menyapu ramah..
aku menengadah
melihat langit yang sama,dengan langit yang kau pandang

kakak perempuanku teman kecilku,
berlari tertawa, bahkan terpingkal..
bagaimana aku bisa lupa?
saat mencomooh teman sebaya, bermain boneka, bahkan menangis manja
mereka bilang kita anak nakal
itulah berjuta masa kecil kita

waktu itu ternyata sudah lama..
melihatmu kini sudah sangat berbeda..
Tuhan telah menggariskan hidup kita
diantara kita tentulah tidak sama

kakak perempuanku
tentu kau punya cita-cita, kudoakan cita-citamu tercapai
dalam sepenggal cerita bersenandung merdu
meski rintangan selalu cemburu
akhiri kata dengan syukur syahdu

Kakak perempuanku
jejak waktu tak dapat dipungkiri,
musim kemarau berteman musim penghujan
daun berguguran dan akar tumbuh menjalar
nasehat renta silih berganti, teringat dalam memori

rindukah kita dengan rahim ibu?
bagai candu jiwa, pelukan mentari
membisikan harapan doa sejati
banggakah kita dengan bapak?
menyelami siang dan malam
melaksankaan tugas dari sang Gusti

kakak perempuanku
kadang sayang kadang benci,
merajut silaturahmi


untuk kakak2 perempuanku; Morita sari, Ratri Estiningtyas, Elfita Pramuwati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar